Nyala Sastra di Desa Boja, Semangat Anak Negeri untuk Menghidupkan Literasi

Tidak ada komentar
Heri Chandra Santosa



Bagi masyarakat desa, sastra itu hanya milik orang kota yang kaya dan seniman hebat saja. Buat apa beli buku untuk belajar mengenal sastra kalau pada akhirnya hanya bertani mencangkul di sawah. Begitu kata masyarakat desa.
 
 

“Nggo mangan wae kangelan kok petingkah pang tuku buku ki piye?”

“Untuk makan saja susah kok bertingkah mau beli buku tuh gimana?”



Ya, pada kenyataannya, masyarakat desa menganggap kalau orang desa beli buku itu hal yang tidak wajar karena untuk makan saja susah untuk apa beli buku? Masyarakat desa memang menganggap sastra hanya milik orang kota yang kaya dan seniman hebat saja. Orang desa dianggap tidak cocok dengan dunia sastra. Karena hal ini maka minat baca masyarakat desa pun sangat rendah. Miris tapi itulah fakta dan kenyataannya.

Minimnya akses informasi ke masyarakat desa membuat masyarakat desa bisa dikatakan tertinggal dan sangat berbeda dengan masyarakat kota. Minimnya akses informasi dan literasi serta rendahnya minat baca masyarakat di desa membuat seorang pemuda bernama Heri Chandra Santosa dari kabupaten Kendal merasa resah.

Heri adalah pemuda dari Boja Kendal yang lahir pada 22 Mei 1982. Heri merupakan sarjana lulusan dari Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang yang berprofesi sebagai jurnalis dan pemimpin redaksi di Radio Idola Semarang. Kecintaan Heri pada dunia sastra menjadikan ruang tamu di rumah orang tuanya jadi Pondok Baca Ajar di tahun 2007, tujuannya yaitu untuk meningkatkan minat baca anak-anak di desanya melalui karya sastra.


“Sastra menjadi pintu masuk untuk mengenalkan anak-anak pada bacaan. Harapannya agar mereka berpetualang dan mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan dari buku-buku.”Heri Chandra Santosa

Awalnya Heri menceritakan keresahannya kepada Sigit Susanto yang merupakan sahabatnya saat ada tetangganya yang masih SD tidak bisa membeli buku karena orang tuanya lebih suka anaknya kenyang karena makanan daripada pintar karena membaca buku. Kesedihan itu Heri ceritakan ke Sigit, lelaki dari Boja yang menetap di Swiss setelah Sigit menikah dengan perempuan dari Swiss. Untungnya, setiap tahun Sigit pulang ke Boja jadi Sigit bisa bertemu dengan Heri untuk saling temu kangen dan berdiskusi.

Jika Heri punya Pondok Baca Ajar di ruang tamu rumah orang tuanya di tahun 2007 maka Sigit menjadikan rumah tinggalnya di Desa Bebengan Boja jadi Pondok Maos yang didirikan tahun 2006 dan memiliki pengunjung sekitar 40 orang – 50 orang per harinya. Heri dan Sigit merasa senang karena banyak pengunjung yang datang ke pondok baca milik mereka namun ada yang kurang karena kegiatannya hanya membaca buku saja, butuh pertemuan untuk saling mengenal dan saling belajar sastra bersama-sama.

Di tahun 2008, Komunitas Lereng Medini lahir karena keresahan yang dialami Heri dan Sigit tentang rendahnya minat baca masyarakat desa sekaligus jadi ruang temu untuk bersama-sama saling mengenal dan saling belajar sastra. Diberi nama Komunitas Lereng Medini karena Medini adalah nama kebun teh  yang ada di dekat Boja, jadi lereng Medini adalah area pegunungan yang mengelilingi Boja. Heri bersama dengan Sigit Susanto mendirikan Komunitas Lereng Medini (KLM) karena Heri dan Sigit memiliki keresahan yang sama dan juga sama-sama pegiat sastra di Boja.

Komunitas Lereng Medini mengenalkan sastra dengan berbagai macam kegiatan mulai dari bedah karya sastra, musikalisasi puisi, dan jemuran puisi yaitu lembaran-lembaran puisi dijemur seperti menjemur pakaian dan kemudian ditempel di pohon jadi siapapun bisa memungut dan membacanya.
 

Wakul Pustaka, Sumber Ilmu dari Wadah Nasi Anyaman Bambu
 
 
 
Wakul Pustaka

 

Heri dan Komunitas Lereng Medini punya ide untuk menjadikan wadah nasi yang terbuat dari anyaman bambu jadi Wakul Pustaka yang isinya adalah buku bacaan dan buku sastra. Wakul Pustaka ini dititipkan di beberapa warung dan rumah makan yang ada di Boja mulai dari warung bakso Tangkar, warung makan Dewa Rasa, dan warung makan Miraos. Wakul Pustaka mendapat respon yang baik dari masyarakat Boja. Di piring ada gizi di buku ada ilmu, definisi setelah perut diisi makanan enak dan bergizi maka otak pun harus diisi dengan ilmu pengetahuan dari membaca buku. Makan kenyang di perut, baca kenyang di pikiran.
 

Kemah Sastra, Pertemuan untuk Lebih Dekat dengan Alam dan Sastra
 
 
 
Kemah Sastra

 

Komunitas Lereng Medini mengadakan kemah sastra di Bumi Perkemahan Kebun Teh Medini. Kemah Sastra ini adalah sebagai pertemuan untuk lebih dekat dengan alam dan sastra. Komunitas Lereng Medini mengajak murid-murid SMA yang ada di Kabupaten Kendal untuk bergabung di kemah sastra ini. Dan ternyata banyak juga mahasiswa dari luar kota yang tertarik untuk mengikuti kemah sastra ini. Rangkaian acara dari kemah sastra ini yaitu pentas teater, bincang buku, jemuran puisi, hingga jalan kaki menyusuri kebun teh Medini.

Heri Chandra Santosa, Penerima Apresiasi Penghargaan SATU Indonesia Awards Tahun 2011 Bidang Pendidikan

Jejak nyata perjuangan Heri Chandra Santosa menghidupkan literasi melalui karya sastra di desa Boja mendapatkan apresiasi yaitu sebagai penerima apresiasi penghargaan SATU Indonesia Awards Tahun 2011 kategori pendidikan.

“SATU Indonesia Awards adalah apresiasi dari ASTRA bagi anak bangsa yang telah berkontribusi untuk terciptanya kehidupan berkelanjutan melalui bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.”


Heri tentu saja merasa bahagia jejak perjuangannya tidak sia-sia. Banyak anak-anak di desanya yang akhirnya bisa meraih pendidikan tinggi sampai ke perguruan tinggi karena membaca buku dan tetap terus semangat belajar. Komunitas Lereng Medini pun makin dikenal banyak orang. Dan banyak generasi muda yang menjadi relawan di Komunitas Lereng Medini. Dan di tahun 2014, Heri mendapat penghargaan Prasidatama yaitu penghargaan kebahasaan dan kesastraan dari Balai Bahasa Jawa Tengah untuk kategori pegiat bahasa dan sastra.

Namun, seiring berjalannya waktu, para relawan di Komunitas Lereng Medini memilih berkarir dan memilih pekerjaan dengan gaji yang layak dan banyak. Heri pun berharap agar Komunitas Lereng Medini bisa menjadi organisasi yang tidak hanya bermanfaat bagi orang banyak tapi juga bisa memberikan gaji yang layak untuk orang-orang yang penuh pengabdian dan dedikasi tinggi di Komunitas Lereng Medini.
 

Pandemi Datang, ASTRA dan Heri Chandra Santosa Terus Menebar Kebaikan
 
 
ASTRA Berikan Bantuan Saat Corona di Boja

 

Pandemi virus Corona di tahun 2020 membawa banyak dampaknya bagi semua orang di seluruh dunia. Warga masyarakat Boja pun merasakannya. ASTRA melalui program Nurani Astra Berbagi untuk Negeri mendistribusikan paket donasi yang bertujuan untuk meringankan beban saudara-saudara masyarakat Boja yang terkena dampak pandemi virus Corona. Heri dan relawan dari Komunitas Lereng Medini menyalurkan paket donasi tersebut kepada mereka yang berhak mendapatkannya mulai dari para pedagang yang terdampak pandemi, janda tua sebatang kara, yatim piatu, hingga fakir miskin. Semangat ASTRA, Heri Chandra Santosa, dan Komunitas Lereng Medini yang terus menebar kebaikan saat pandemi datang.

Perpustakaan Ajar, Dari Ruang Tamu Kini Berubah Jadi Omah Sinau
 
 
Perpustakaan Ajar Boja Kendal

 

Mimpi Heri Chandra Santosa jadi nyata di tahun 2023. Pondok Ajar yang ia kelola di ruang tamu rumah orang tuanya di tahun 2007 kini berubah jadi Perpustakaan Ajar yang sudah memiliki bangunan gedung sendiri di Desa Meteseh Boja hasil dari uang tabungan milik Heri.

Perpustakaan Ajar di Boja ini buka setiap hari dan banyak anak-anak yang berkunjung untuk membaca buku. Para ibu-ibu pun mengikuti pelatihan mendongeng untuk meningkatkan literasi. Sedangkan bapak-bapak mengikuti acara ngaji bersama.

Satukan Gerak Terus Berdampak, Membawa Sastra dan Berkolaborasi dengan Banyak Pihak

Tantangan kembali datang karena saat ini era anak-anak dan generasi muda lebih suka bermain gawai dan menggunakan AI daripada membaca buku dan belajar. Perpustakaan Ajar pun berkolaborasi dengan banyak pihak karena Perpustakaan Ajar ingin banyak kegiatan yang seru dan bermanfaat yang didapat selain kegiatan membaca buku.

Heri Chandra Santosa sebagai pemilik dan pendiri Perpustakaan Ajar menggelar acara Tilik Karetan yaitu anak-anak diajak jalan-jalan ke kebun karet yang berlokasi di Merbuh Singorojo Kendal. Anak-anak dikenalkan dengan pohon karet dan lingkungan sekitar kemudian anak-anak diajak mengekspresikan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka rasakan. Dan tentu saja anak-anak juga diajak bermain permainan tradisional agar tidak merasa bosan.
 
 
Tilik Karetan

 

Perpustakaan Ajar pun akhirnya menerima dan mengajak banyak pihak untuk berkolaborasi jadi ada banyak kegiatan seru yang sangat bermanfaat yang diselenggarakan di Perpustakaan Ajar mulai dari edukasi lingkungan dan bijak mengelola sampah, literasi tanaman obat keluarga untuk anak, litera tour, dan masih banyak lagi. 
 
 
Literasi Tanaman Obat Keluarga

 

Heri Chandra Santosa pun tak pelit berbagi ilmu. Di tahun 2025, Heri Chandra Santosa berkolaborasi dengan Perpusda Kendal sebagai narasumber BIMTEK kepenulisan konten budaya lokal. Saya pun merasa senang sebagai peserta BIMTEK kepenulisan konten budaya lokal karena bisa bertemu langsung dan menyapa sekaligus menimba ilmu dari Mas Heri Chandra Santosa sosok inspiratif pegiat sastra dan pegiat literasi di kabupaten Kendal.

Masih di tahun 2025, Perpustakaan Ajar meraih juara satu sebagai pemenang lomba perpustakaan desa terbaik di Kabupaten Kendal. Dan masih di tahun 2025, Heri Chandra Santosa menerima penghargaan gerakan budaya gemar membaca kategori pegiat literasi dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah.

Dari Heri Chandra Santosa kita belajar, saat kita resah melihat anak-anak yang kurang beruntung tidak bisa membeli buku maka kita bisa mengajak anak-anak untuk suka membaca buku melalui pendekatan karya sastra. Memanfaatkan ruang tamu hingga akhirnya berubah jadi omah sinau. Menerima dan mengajak kolaborasi banyak pihak agar semakin berbenah dan jangkauan makin luas. Terima kasih sudah menyalakan literasi melalui karya sastra di desa Boja. Sekali lagi, terima kasih Heri Chandra Santosa!

Referensi Gambar dan Tulisan

1. https://www.instagram.com/herichandrasantosa

2. https://www.instagram.com/klmboja_

3. https://www.instagram.com/klmboja

4. https://www.instagram.com/satu_indonesia

5. https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards

6. https://www.instagram.com/perpustakaan.ajar

7. https://www.beritasatu.com/news/592122/heri-chandra-santoso-bertahan-di-jalan-kesunyian

Tidak ada komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Siti Faridah dan meninggalkan komentar 🤩